Kamis, 01 November 2012

reaksi oksidatif pada alkana



Senyawa hidrokarbon,seperti alkana tidak dianggap seperti senyawa yang reaktif,akan tetapi pada kondisi tertentu (mendekati titk bakarnya) golongan alkana ini dapat mengalami reaksi pembakaran (reaksi oksidasi). Oleh karena itu,salah satu metode yang dapat digunakan pada identifikasi unsur C dan H pada senyawa hidrokarbon adalah melalui reaksi pembakaran (reaksi oksidasi). Pada pembakaran sempurna suatu senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air ( H2O ) dan karbon dioksida ( CO2 ). Namun jika pembakaran tidak terjadi sempurna karena kurangnya oksigen yang tersedia pada proses pembakaran,maka selain uap air ( H2O ) dan karbon dioksida ( CO2 ) dapat juga dihasilkan karbon monoksida ( CO ) serta residu karbon C yang sering disebut dengan jelaga (black carbon).
Hasil pembakaran sempurna hidrokarbon di tunjukan melalui persamaan reaksi berikut :
a CxHy (s) + b O2(g) ® c CO2(g) + d H2O(g)
adanya gas CO2 ( yang mengindikasikan adanya unsur C sebagai penyusun hidrokarbon ) dari hasil pembakaran dapat dibuktikan melalui percobaan. Pengujian CO2 hasil pembakaran  dapat juga dilakukan dengan menggunakan larutan Ba(OH)2 yang ditunjukan dengan terbentuknya  endapan putih BaCO3 berdasarkan persamaan reaksi
CO2(g) +  Ba(OH)2(aq) ® BaCO3(s) + H2O(l)
Sedangkan untuk menguji H2O (yang mengindikasikan adanya unsur H sebagai unsur penyusun senyawa hidrokarbon) dari hasil pembakaran dapat diidentifikasi dengan menggunakan zat higroskopis (dapat mengikat air), seperti CuSO4 anhidrat yang dapat memberikan identifikasi secara jelas yaitu perubahan warna ketika zat tersebut mengikat air dan tidak mengikat air. Padatan  CuSO4  Anhidrat akan berubah warna dari abu-abu menjadi biru ketika mengikat air membentuk CuSO4.5H2O , yang ditunjukkan oleh persamaan reaksi
CuSO4    5H2O     CuSO4.5H2O
Abu-abu                      biru
Untuk tujuan tertentu pada reaksi pembakaran dapat ditambahkan zat oksidator yang berperan memberi  tambahan suplai oksigen sehingga reaksi pembakaran berlangsung lebih cepat. Pada pembakaran senyawa hidrokarbon golongan alkana, zat oksidator yang lazim ditambahkan pada reaksi pembakaran adalah CuO. Oksigen yang berasal dari senyawa CuO memberi kontribusi dalam reaksi pembakaran . 
Pada setiap reaksi oksidasi hampir selalu dibutuhkan energi aktivasi yang cukup tinggi, oleh karena itu dibutuhkan katalis yang berperan dalam menurunkan energi aktivasi tersebut.
Pada pembakaran senyawa hidrokarbon golongan alkana, zat oksidator yang lazim ditambahkan pada reaksi pembakaran adalah CuO. Oksigen yang berasal dari senyawa CuO memberi kontribusi dalam reaksi pembakaran .
Apakah jika zat oksidator diganti dengan zat oksidator lain,pengaruh terhadap reaksi nya akan berbeda dengan kita menggunakan CuO sebagai oksidatornya?


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Apakah jika zat oksidator diganti dengan zat oksidator lain,pengaruh terhadap reaksi nya akan berbeda dengan kita menggunakan CuO sebagai oksidatornya?

Unknown mengatakan...

saya akan mencoba menjawab permasalahan ratna
Oksidator yaitu zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami oksidasi sehingga dirinya sendiri akan mengalami reduksi.Apabila zat oksidator CuO diganti dg oksidator lemah atau agak kuat seperti kmno4 ,maka alkana tsb.sukar dioksidasi,sehingga alkana lebih cocok jk dioksidasi dg menggunakan CuO atau oleh oksigen dr udara bila dibakar.
jika ada kekurangan mohon di tambahkan :)